Rabu, 13 Januari 2010

Menjadikan Buku Sebagai Seorang Sahabat

Buku tidak hanya sekedar kumpulan kertas yang terjilid rapi
namun lebih dari itu,di dalam sebuah buku bahkan terdapat kehidupan.

Banyak diantara kita yang mungkin enggan atau jarang sekali membaca buku
heran,padahal dari buku kita bisa mendapatkan segudang informasi.

ada pepatah yang mengatakan "buku adalah gudang ilmu,membaca adalah kuncinya.buku adalah jendela dunia".
saya yakin itu benar adanya,seharusnya buku ,menjadi sahabat dalam hidup kita
dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan kita.

Buku juga merupakan sumber harta yang tak ternilai harganya.harta bisa lenyap,uang bisa habis,tapi pengetahuan tidak bisa dicuri.
Dengan buku kita bisa melihat sisi lain dari dunia kita ini yang ternyata sangat bermacam-macam bentuknya. Membuat kita bisa mengetahui apa yang sebelumnya tidak kita ketahui.

Kenapa kita harus mencintai buku?

alasannya yaitu

Pertama, karena buku selalu mengikuti perkembangan zaman.
Walaupun buku telah berumur puluhan bahkan ratusan tahun, tapi buku selalu menyimpan informasi yang akurat sebagai media untuk mengetahui data peradaban yang ada saat itu.

Kedua, karena buku selalu memacu kita untuk berimajinasi. Membayangkan apa yang tertulis di buku membuat kita seperti membangun imajinasi versi pikiran kita sendiri. Mengajak diri kita untuk berkreasi dengan menenggelamkan diri dalam alur atau setting yang terdapat dalam buku. Itu menjadikan kita belajar untuk mengerti dunia lain yang sebelumnya tak pernah terpikir oleh kita.

Dan ketiga, dengan membaca buku maka dengan sendirinya maka kita akan tergerak untuk menulis. Mendeskripsikan sesuatu hal menurut pandangan kita sendiri. Menulis membuat kita bebas menciptakan dunia yang ingin kita bangun. Kita bisa mengungkapkan apa yang kita rasakan. Dan menulis adalah sarana yang paling efektif dalam mengungkapkan perasaan. Juga bisa menawarkan pemikiran baru pada orang lain.


Buya Hamka, seorang penulis dan ulama besar Indonesia pernah berkata kepada muridnya :

“Cobalah tulis dari hatimu dahulu. Tangkap ide yang berkelebat agar tak segera lenyap. Alirkan apa saja emosi dan pikiran yang ada di benak dan hatimu. Biarkan ia mengalir sebebas-bebasnya hingga mencapai keutuhan dan garis besar tulisan. Setelah itu barulah kumpulkan serta siapkan data-data pendukung dalam tulisanmu agar ia lebih berbobot dan argumentatif.”


Membaca adalah salah satu modal kita untuk semakin bisa mencintai ilmu.


Imam Ali berkata : “Tubuh kita ini selalu melewati enam keadaan : sehat, sakit, mati, hidup tidur, dan bangun. Hidupnya hati adalah berkat bertambahnya ilmu, dan matinya adalah akibat ketiadaan ilmu. Sehatnya hati adalah berkata keyakinan, sakitnya adalah keraguan. Tidurnya hati adalah kelalaian, dan bangunnya hati berasal dari dzikir yang dilakukan.”


Membaca tidak mengenal usia dan waktu. Tidak pernah ada istilah berhenti untuk menggali ilmu. Seandainyapun kita diberitahukan bahwa besok akan mati, maka kita harus tetap terus belajar.Dan Rasulullah SAW juga memerintahkan, “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahad.”

Kunci agar kita selalu mau belajar adalah jangan pernah menganggap diri kita selalu pintar. Anggaplah diri kita selalu kurang. Sehingga, kita akan selalu haus akan ilmu pengetahuan. Ingatlah, bahwa setiap hari ilmu di dunia akan selalu bertambah dan berubah mengikuti perkembangan jaman.

“Ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (QS. Al-Alaq : 6-7)


Dengan banyak belajar, maka kita bisa membedakan mana yang baik untuk kita ikuti dan mana yang tidak semestinya kita jalani.

Dan bukankah dalam alquran dijelaskan

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujâdilah :11)

Maka kita sebagai umat muslim harus terus menerus berusaha mencari ilmu yang bermanfaat dengan sebanyak-banyaknya.

“Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang. Karena itu, keungggulan bukanlah suatu perbuatan melainkan sebuah kebiasaan. (Aristoteles)

Dari Mua’adz bin Jabal r.a, ia berkata : “Pelajarilah ilmu, karena mempelajarinya adalah kebaikan, mencarinya adalah ibadah, mengingatnya adalah tasbih, mendalaminya adalah jihad, mengerjakannya kepada orang yang belum mengerti adalah sedekah, mengingatkannya kepada orang yang sudah mengerti adalah taqqarub. Ilmu adalah teman di waktu sepi, kawan dalam pengasingan, penunjuk jalan kesenangan, penolong dalam kesulitan, hiasan di tengah-tengah kawan, dan senjata dalam menghadapi musuh. Ilmu dapat menghidupkan hati dari kebodohan, pelita dari kegelapan, kekuatan dari segala kelemahan, sarana untuk mencapai derajat orang-orang yang baik sewaktu hidup di dunia maupun di akhirat. Ilmu merupakan pemimpin dan amal adalah pengikutnya.”


Maka, mulai sekarang cobalah untuk menjalin persahabatan yang erat dengan buku. Rasakan kehadiran mereka sebagai jendela untuk kita melihat masa depan di hadapan. Jadikan keberadaan mereka sebagai jembatan untuk kita berusaha menjadi makhluk Allah yang mencintai ilmu.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar